Cerita Rakyat, Sangkuriang, Rawa Pening dan Lutung kasarung


Cerita Rakyat, Banyak sekali warisan budaya negara Indonesia yang harus senantiasa di budayakan dan dilestarikan sampai sekarang salah satunya yaitu berupa cerita rakyat. Persebarannya yang melalui mulut ke mulut dan pengarangnya yang bersifat anonim membuat beberapa ceritanya terdengar sedikit berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Jadi, tergantung dari pencerita nya. Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh jika mengetahui berbagai jenis cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa manfaat tersebut yaitu pembaca menjadi mengetahui adat istiadat, budaya serta nama-nama wilayah atau daerah yang ada di berbagai pulau di Indonesia. Sehingga cerita rakyat perlu di kenalkan kepada anak-anak sejak dini. Setiap daerah memiliki cerita rakyat yang berbeda-beda dan tentunya juga menarik.
Zaman dahulu hidup seorang wanita yang bernama Endang di sebuah yaitu Desa Ngasem. Ia sedang dalam keadaan hamil. Namun, yang ia lahirkan informasi seorang bayi seekor naga yang diberi nama Baru Klinting . Ia bisa berbicara seperti manusia biasa.

Cerita Rawa Pening

Cerita rakyat


Suatu ketika, sang anak bertanya tentang keberadaan dan peringatan yang ibu menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia diberi klinting sebagai bukti bahwa ia merupakan anak dari pertunjukan. Ia segera memenuhi permintaan yang sedang melakukan pertapaan. Kemudian, klinting mempersembahkan dari ibunya ia tunjukkan.

Namun, masih belum yakin dan menginginkan ia melakukan sesuatu yaitu dengan memintanya melingkari sebuah gunung. Baru Klinting akhirnya menunjukkan bahwa ia mampu melakukannya. Mengetahui hal tersebut sang ayah percaya dan mengakuinya sebagai anak. Sang ayah meminta-minta Baru Klinting untuk bertapa.

Suatu waktu, para warga sedang mencari-cari hewan yang bisa dijadikan santapan untuk pesta. Tetapi mereka tidak juga menemukannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk menangkap Baru Klinting yang sedang bertapa dan ingin sebagai santapan pesta.

Arwah dari Baru Klinting berubah menjadi seorang anak kecil yang nampak begitu kumal. Ia datang ke pesta tersebut ingin meminta makanan tapi malah diusir. Kemudian ia bertemu dengan seorang nenek yang sangat baik hati dan mau makan makanan.

Ia mempunyai pesan kepada keluarga ketika nenek mendengar suara gemuruh segera siapkan sebuah lesung. Sesudah itu, ia kembali lagi ke tempat pesta tersebut dan yang terjadi adalah ia diusir lagi. Ia menantang para warga untuk mencabut pedang yang sudah ia tancapkan sebelumnya.

Tidak ada satu orang pun yang bisa mencabut pedang tersebut sampai pada akhirnya ia mencabut pedang tersebut sendiri. Seketika munculah udara yang akhirnya menggenangi desa tersebut. Seluruh warga desa ikut tenggelam kecuali seorang nenek yang sudah baik hati menolongnya. Nah, cerita tentang asal mula terbentuknya rawa pening.

Cerita Lutung Kasarung

Cerita rakyat

Cerita lutung kasarung bisa ditemui di daerah Pasundan . Di daerah tersebut tinggal seorang raja yang sangat bijaksana bernama Prabu Tapak Agung. Raja ini mempunyai dua orang anak yang bernama Purbasari dan Purbararang. Di akhir hidup sang ayah, ia berpesan kepada kedua anaknya bahwa ia ingin turun tahta.

Ia meminta izin Purbasari agar menggantikan posisinya sebagai seorang pemimpin di kerajaannya. Kakaknya merasa tidak menerima pesan tersebut karena ia merasa lebih pantas sesuai. Purbararang akhirnya ingin mencelakai adiknya dengan menemui seorang nenek sihir.

Akibat dari nenek sihir tersebut kulit adiknya kini penuh dengan totol-totol berwarna hitam. Keadaan tersebut ia pakai untuk mengasingkan Purbasari ke dalam hutan. Purbasari mempunyai teman yaitu dari hewan-hewan yang tinggal di sana sehingga ia tidak merasa kesepian.

Salah satu hewan yang menemaninya adalah seekor seekor kera yang selalu membawakan buah serta bunga untuk menghiburnya. Kera tersebut pada suatu malam bersemedi. Kemudian secara tiba-tiba muncul udara yang membentuk sebuah telaga dengan air yang jernih dan wangi.

Lalu Purbasari melayani mandi di telaga tersebut oleh sang kera. Tubuhnya seketika berubah menjadi seorang putri yang cantik seperti semula. Purbararang pada suatu saat menjenguk Purbasari . Melihat adiknya sudah kembali terkejut. Ia kemudian meminta permintaan untuk adu panjang rambut kepada sang adik.

Hasilnya adalah rambut Purbasari ternyata adalah yang lebih panjang. Purbararang juga meminta Purbasari agar mau adu tampan dengan tunangannya. Purbasari kala itu menggandeng seekor kera yang sudah menemaninya hidup di hutan selama ini.

Keajaiban terjadi pada kera yang tiba-tiba berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Bahkan ia lebih tampan dibandingkan dengan tunangan Purbararang sehingga adu tampan tunangan dimenangkan oleh Purbasari. Kemudian Purbararang meminta maaf kepada Purbasari dan mengakui kesalahannya.

Setelah itu Purbasari akhirnya menjadi seorang pemimpin kerajaan dari warisan yang bijaksana bersama lutung yang bijaksana. Kakaknya juga sudah dimaafkan oleh Purbasari. Ia tidak merekomendasikan untuk memberikan perlindungan kepada kakaknya tersebut.
Bahkan kata balas dendam pada sang kakak tidak terbesit sedikit pun. Purbasari akhirnya sudah hidup bahagia bersama dengan kekasihnya.

Cerita Sangkuriang

Cerita rakyat


Dikisahkan terdapat seorang anak yang bernama Sangkuriang di sebuah desa. Ia sering pergi menuju ke hutan untuk melakukan perburuan. Suatu ketika, ia melihat seekor burung yang sedang bertengger di pohon. Kemudian ia menembaknya dan tepat sasaran sasaran.


Tumang disuruhnya untuk mengambilnya tetapi Tumang melaksanakannya. Hal ini tentu saja membuat Sangkuriang menjadi marah dan tidak mengizinkan Tumang untuk ikut pulang. Sesudah sampai di rumah, ia menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Ibunya langsung marah-marah dan memukulnya.


Hal inilah yang membuat Sangkuriang memutuskan untuk pergi dari rumah serta mengembara . Ibunya menyesal sudah melakukan hal tersebut kepada anaknya. Ia selalu berseragam kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Doanya tersebut akhirnya dikabulkan dan ia diberikan wajah yang cantik serta awet muda.


Setelah sekian lama mengembara, Sangkuriang kembali ke kampung halamannya. Melihat banyak perubahan yang terjadi di kampung halamannya terkejut. Ketika perjalanan ia bertemu dengan ibunya yaitu Dayang Sumbi. Namun, Sangkuriang tidak tahu bahwa wanita tersebut sebenarnya ibunya.


Ia langsung melamar dan ajakan wanita tersebut menikah dengan persetujuan Dayang Sumbi tentunya. Suatu ketika Dayang Sumbi yang dipimpin oleh Sangkuriang untuk mengeratkan ikatan yang terdapat di sebuah kepalanya. Dayang Sumbi melihat bekas luka yang persis seperti yang ada di kepala anaknya.


Sejak mengetahuinya, Dayang Sumbi ingin membuat rencana gagal pernikahan mereka. Ia mengatakan bahwa Sangkuriang anaknya dan Sangkuriang tidak mempercayai hal tersebut. Pada akhirnya Dayang Sumbi meminta 2 syarat agar dipenuhi oleh Sangkuriang.

Kedua syarat tersebut yaitu membendung sungai Citarum dan membuat sampan yang harus selesai sebelum tiba fajar. Sangkuriang menuruti permintaan Dayang Sumbi dan meminta bantuan teman-teman para jin untuk menyelesaikan apa yang dilakukan oleh Dayang Sumbi. Ia menunjukkan kinerja dari Sangkuriang.

Ia terkejut melihat Sangkuriang bisa menyelesaikan tantangan yang Dayang Sumbi berikan. Dayang Sumbi mencari cara. Ia meminta bantuan dari warga untuk menggagalkan apa yang dikerjakan oleh Sangkuriang. Ia beserta warga menggelar kain sutera yang berwarna merah di bagian sebelah timur kota. Jadi, seolah-olah waktu fajar sudah tiba.

Karena tidak bisa menyelesaikan tantangannya, Sangkuriang merasa kecewa dan juga kesal. Kemudian bendungan yang sebelumnya sudah dibuat ia jebol. Timbulah banjir yang akhirnya menenggelamkan kota tersebut. Ia juga menendang sebuah sampan yang sudah berhasil dibuatnya.

Sampan tersebut jatuh tertelungkup dan berubah menjadi gunung yaitu dengan nama gunung tangkuban perahu.

Comments